Oliver Mintzlaff, CEO Corporate Projects and Investments Red Bull, memuji peran besar Christian Horner dalam kesuksesan Red Bull Racing setelah pengumuman mengejutkan bahwa Horner diberhentikan dari posisi prinsipal tim dan CEO. Laurent Mekies, mantan prinsipal Racing Bulls, ditunjuk sebagai penggantinya dengan efek segera. SPORTRIK mengulas pernyataan Mintzlaff dan konteks di balik perpisahan ini di tengah musim Formula 1 2025 yang sulit.
Christian Horner memimpin Red Bull Racing sejak tim ini masuk ke Formula 1 pada 2005, mengantarkan enam gelar konstruktor dan delapan gelar pembalap, termasuk empat gelar beruntun Max Verstappen dari 2021 hingga 2024. Dalam pernyataan resminya, Mintzlaff menekankan peran Horner dalam membangun tim. “Kami berterima kasih atas kerja luar biasa Christian Horner selama 20 tahun. Dengan komitmen, pengalaman, keahlian, dan pemikiran inovatifnya, ia telah berperan penting dalam menjadikan Red Bull Racing sebagai salah satu tim tersukses dan menarik di Formula 1,” ujar Mintzlaff.
“Terima kasih atas segalanya, Christian, dan kau akan selamanya menjadi bagian penting dari sejarah tim kami.”
Meski demikian, keputusan untuk memberhentikan Horner setelah Grand Prix Inggris dianggap sebagai respons terhadap performa buruk tim di musim 2025. Red Bull hanya meraih dua kemenangan, terpuruk di posisi keempat klasemen konstruktor, tertinggal 288 poin dari McLaren. Performa Yuki Tsunoda, yang hanya mencetak tujuh poin sejak menggantikan Liam Lawson, juga menjadi sorotan.
Horner © XPBimages
Kepergian Horner terjadi di tengah ketegangan internal yang telah berlangsung sejak 2024, ketika ia menghadapi tuduhan perilaku tidak pantas terhadap seorang karyawan wanita. Meskipun Horner dibersihkan dari tuduhan tersebut melalui investigasi independen, kebocoran pesan dan konflik dengan pihak Austria di Red Bull GmbH melemahkan posisinya. Oleh karena itu, keputusan ini diyakini sebagai puncak dari perebutan kekuasaan antara pemilik mayoritas, Chalerm Yoovidhya (51%), dan Mark Mateschitz (49%), yang didukung oleh Helmut Marko.
Penggemar di media sosial menyatakan keterkejutan dan kekecewaan, dengan banyak yang menilai Horner sebagai arsitek utama kesuksesan Red Bull. Namun, sebagian lain melihat perubahan ini sebagai langkah untuk menyegarkan tim yang sedang berjuang di lintasan. Sementara itu, spekulasi tentang masa depan Verstappen, yang tertinggal 69 poin dari pemimpin klasemen Oscar Piastri, semakin memanaskan diskusi, dengan Mercedes dikabarkan mengincarnya untuk 2026.
Laurent Mekies, yang membawa Racing Bulls ke performa kompetitif di papan tengah, kini menghadapi tantangan besar untuk membalikkan nasib Red Bull Racing. Dengan pengalaman di Ferrari dan FIA, Mekies diharapkan dapat membawa stabilitas dan inovasi. Akibatnya, fokusnya akan tertuju pada peningkatan performa mobil RB21 dan mendukung Verstappen serta Tsunoda untuk sisa musim. Alan Permane, yang menggantikan Mekies sebagai prinsipal Racing Bulls, juga diharapkan mempertahankan momentum tim junior tersebut.
Pujian Mintzlaff untuk Horner mencerminkan warisan luar biasa yang ditinggalkannya, namun tantangan besar menanti Mekies di Red Bull Racing. Dengan musim 2025 yang penuh gejolak, perhatian tertuju pada langkah tim selanjutnya. Untuk pembaruan terkini seputar Formula 1, kunjungi SPORTRIK dan ikuti analisis mendalam kami.
Komentar
Silakan login atau daftar untuk menambahkan atau menyukai komentar.
Komentar Terbaru
Belum ada komentar.