Marc Marquez terus mengukir dominasi di MotoGP 2025 bersama Ducati Lenovo Team, dengan sembilan kemenangan dari 12 balapan pembuka. Kepala kru Marquez, Marco Rigamonti, baru-baru ini mengungkap mengapa rival Ducati kesulitan meniru gaya balap Marquez, terutama pada tikungan kiri. Dengan performa luar biasa ini, apakah Marquez akan menjadi kunci bagi Ducati untuk mempertahankan supremasi hingga regulasi 2027?
Marc Marquez, juara dunia delapan kali, bergabung dengan tim pabrikan Ducati pada 2025 setelah musim gemilang bersama Gresini Racing pada 2024. Berpasangan dengan Desmosedici GP25, Marquez langsung menunjukkan keunggulan, memimpin klasemen dengan selisih 51 poin dari Francesco Bagnaia setelah Grand Prix Prancis 2025. Rigamonti, yang sebelumnya bekerja dengan Enea Bastianini, Johann Zarco, dan Andrea Iannone, menjadi kepala kru Marquez, membawa pengalaman teknis yang mendalam untuk memaksimalkan potensi pembalap Spanyol ini.
Dalam wawancara selama Grand Prix Aragon 2025, Rigamonti menjelaskan bahwa keunggulan Marquez terletak pada kemampuannya memasuki tikungan kiri dengan presisi luar biasa, yang sulit ditiru oleh pembalap lain. Menurut Rigamonti, meskipun data telemetri menunjukkan di mana Marquez unggul, “cara dia melakukannya sangat cepat dan sulit dijelaskan secara tepat.” Marquez memanfaatkan GP25 secara maksimal, sementara rival seperti Bagnaia dan Fabio Di Giannantonio kesulitan menyesuaikan diri dengan motor yang sama. Postingan di X menyoroti antusiasme penggemar terhadap dominasi Marquez, dengan beberapa menyebutnya “kembali ke era keemasan 2019.”
Keunggulan Marquez memperkuat posisi Ducati sebagai tim terdepan di MotoGP, tetapi juga menyoroti tantangan bagi rival seperti Yamaha, KTM, dan Aprilia untuk mengejar. Dengan Marquez dan adiknya, Alex Marquez, yang juga tampil impresif dengan GP24 di Gresini, Ducati mendominasi lintasan. Namun, keputusan Ducati untuk menggunakan mesin 2024 setelah kegagalan pengembangan mesin 2025 memungkinkan tim satelit seperti Gresini untuk bersaing lebih dekat, menciptakan dinamika kompetitif yang menarik.
Rigamonti memuji pemahaman teknis Marquez, menyatakan bahwa pembalap ini memberikan instruksi jelas yang memungkinkan tim untuk meningkatkan performa motor. Penggemar di X menggemakan sentimen ini, dengan banyak yang menyebut Marquez sebagai “pembalap tak tertandingi” pada tikungan kiri. Sementara itu, Bagnaia mengakui bahwa Marquez cenderung membuat kesalahan saat terlalu nyaman di motor, seperti kecelakaan di Austin dan Jerez, tetapi dominasinya tetap sulit dibendung.
Meskipun Marquez mendominasi, tekanan untuk mempertahankan performa ini sangat besar, terutama dengan rival seperti Jorge Martin di Aprilia dan Fabio Quartararo di Yamaha yang terus berkembang. Selain itu, adaptasi konstan terhadap regulasi baru dan persaingan internal dengan Bagnaia menambah kompleksitas. Honda dan KTM juga berupaya mengejar ketertinggalan, yang dapat mengancam supremasi Ducati jika Marquez dan timnya tidak terus berinovasi.
Dengan sisa musim 2025 dan regulasi baru 850cc pada 2027 di depan mata, Marquez dan Rigamonti diharapkan terus memanfaatkan keunggulan teknis dan strategis mereka. Jika Marquez dapat mempertahankan konsistensi, ia berpeluang meraih gelar ketujuh di kelas premier, sementara Ducati dapat memperpanjang dominasinya. Tes pasca-balapan di Jerez pada April 2025 akan menjadi kunci untuk menyempurnakan GP25, memastikan Marquez tetap di depan.
Untuk pembaruan terkini seputar MotoGP dan analisis eksklusif tentang dominasi Marc Marquez, kunjungi SPORTRIK. Tetap terhubung untuk wawasan mendalam tentang musim 2025 dan persiapan menuju 2027!
Klasemen MotoGP
Posisi | Pembalap | Tim | Poin |
---|---|---|---|
1 | Marc Marquez | Ducati Lenovo Team | 233 |
2 | Alex Marquez | BK8 Gresini Racing MotoGP | 201 |
3 | Francesco Bagnaia | Ducati Lenovo Team | 140 |
4 | Franco Morbidelli | Pertamina Enduro VR46 Racing Team | 104 |
5 | Fabio Di Giannantonio | Pertamina Enduro VR46 Racing Team | 99 |