Bagaimana Marc Marquez mengubah Aragon menjadi panggung kejayaannya? Pada balapan MotoGP Aragon 2025 di Sirkuit MotorLand, 8 Juni 2025, Marquez memimpin dari pole hingga garis finis, meraih kemenangan ketujuhnya musim ini. Didukung Alex Marquez di posisi kedua dan Francesco Bagnaia di posisi ketiga, Ducati Lenovo Team dan Gresini Racing menyapu bersih podium, mempertegas dominasi mereka. Dengan keunggulan 32 poin di klasemen, akankah Marquez merebut gelar dunia ketujuh di musim debutnya bersama tim pabrikan Ducati?
Marc Marquez, start dari pole, menunjukkan kelasnya dengan memimpin setiap sesi akhir pekan, termasuk kualifikasi, warm-up, dan Sprint Race. Dalam balapan utama, ia mencatatkan lap tercepat 1:46.7, unggul 0,7 detik dari Bagnaia, dan mempertahankan jarak dua detik dari Alex Marquez sepanjang 23 lap. Meski sempat terseret di start Sprint Race akibat tabrakan dengan Pedro Acosta, Marquez bangkit cepat, menyalip Franco Morbidelli pada Lap 2 dan Alex pada Lap 6 untuk memimpin. Kemenangan ini menandai kemenangan ketujuhnya di Aragon, memperkuat reputasinya sebagai raja sirkuit ini. Strateginya menghemat ban medium-compound di awal balapan memungkinkan akselerasi kuat di lap-lap akhir, menjaga ritme tanpa cela.
Dominasi Ducati di Aragon tak hanya milik Marquez. Alex Marquez, dari Gresini Racing, menempel ketat di posisi kedua, membuktikan performa motor GP24 yang kompetitif. Francesco Bagnaia, yang start dari posisi keempat, berjuang keras melawan Pedro Acosta untuk merebut podium ketiga, meski menghadapi masalah kepercayaan pada ban depan motor GP25. Performa Bagnaia di Grand Prix jauh lebih baik dibandingkan finis ke-12 di Sprint Race, menunjukkan kemajuan taktis. Manajer tim Ducati Lenovo, Davide Tardozzi, menegaskan bahwa strategi tim fokus pada pengelolaan ban dan adaptasi terhadap kondisi lintasan Aragon yang licin, yang berhasil dieksekusi Marquez dengan sempurna.
Kemenangan Marquez memperlebar keunggulannya di klasemen menjadi 32 poin atas Alex Marquez, sementara Bagnaia tertinggal 93 poin di posisi ketiga. Dominasi Ducati di Aragon, dengan tiga motor di podium, memperkuat posisi mereka di kejuaraan konstruktor, di mana mereka unggul 395 poin musim lalu. Namun, Bagnaia menghadapi tekanan besar akibat performa inkonsisten motor GP25, yang bermasalah pada grip depan, terutama di lintasan rendah cengkeraman seperti Aragon. Sementara itu, Alex Marquez menegaskan potensinya sebagai penantang gelar, meski fokusnya tetap mempertahankan performa bersama Gresini. Kehadiran Fermin Aldeguer di podium Sprint menambah kedalaman talenta Ducati, tapi kegagalan pembalap lain seperti Fabio Quartararo dan Brad Binder, yang crash di balapan utama, menunjukkan tantangan lintasan Aragon.
Persaingan internal di Ducati memanas. Marquez, dengan enam gelar dunia, jelas menjadi fokus tim, membuat Bagnaia, juara 2022 dan 2023, terlihat seperti “pembalap kedua” di beberapa seri. Isu motor GP25 yang kurang kompetitif dibandingkan GP24, seperti yang digunakan Alex Marquez, memicu diskusi tentang strategi Ducati untuk 2026. Spekulasi tentang Bagnaia pindah ke Yamaha juga muncul, meski ia menegaskan komitmennya hingga 2028. Sementara itu, kepindahan Jorge Martin ke Honda pada 2026 menambah dinamika pasar pembalap, dengan Aprilia kini mengincar talenta muda seperti Manuel Gonzalez untuk masa depan. Aragon menjadi bukti bahwa Marquez, di usia 32, masih menjadi ancaman utama bagi semua rival.
Jangan lewatkan drama MotoGP 2025! Dari dominasi Marquez hingga persaingan sengit Ducati, ikuti kabar terbaru di SPORTRIK. Klik sekarang untuk analisis eksklusif!
Klasemen MotoGP
Posisi | Pembalap | Tim | Poin |
---|---|---|---|
1 | Marc Marquez | Ducati Lenovo Team | 233 |
2 | Alex Marquez | BK8 Gresini Racing MotoGP | 201 |
3 | Francesco Bagnaia | Ducati Lenovo Team | 140 |
4 | Franco Morbidelli | Pertamina Enduro VR46 Racing Team | 104 |
5 | Fabio Di Giannantonio | Pertamina Enduro VR46 Racing Team | 99 |