Hyundai Tinjau Ulang Strategi Ban di WRC 2025

© XPBimages

© XPBimages

Hyundai Motorsport sedang mengevaluasi ulang strategi penanganan ban di World Rally Championship (WRC) setelah dua event terakhir memberikan pelajaran berharga. Dengan demikian, keputusan ini dipicu oleh tantangan ban kempis yang memengaruhi performa tim. Oleh karena itu, artikel ini mengulas strategi yang sedang ditinjau, konteks perubahan pemasok ban, dan dampaknya bagi Hyundai di musim 2025. Untuk itu, langkah ini menunjukkan fokus Hyundai pada peningkatan hasil di tengah persaingan ketat.


Hyundai, yang mengakhiri dominasi tujuh kemenangan beruntun Toyota melalui kemenangan Ott Tänak di Acropolis Rally, kini fokus pada strategi ban. Untuk itu, Presiden dan Prinsipal Tim Hyundai, Cyril Abiteboul, menyoroti keputusan kapan melanjutkan atau mengganti ban saat kempis. “Kami sedang meninjau cut-off, yaitu jarak di mana kami memutuskan untuk melanjutkan atau mengganti ban,” ujarnya kepada DirtFish. Dengan begitu, evaluasi ini dipicu oleh insiden ban kempis di Rally Islas Canarias dan Portugal, yang merugikan poin tim. Meski begitu, pendekatan agresif Hyundai tetap dipertahankan. Oleh sebab itu, tim ingin menyeimbangkan risiko dan keandalan.


Musim 2025 menandai peralihan pemasok ban WRC dari Pirelli ke Hankook, yang memengaruhi strategi tim. Untuk itu, ban Hankook menawarkan tantangan baru dalam hal daya tahan dan performa. Dengan demikian, insiden seperti kegagalan power-steering Tänak di Portugal, akibat benturan batu yang merusak hidrolik, menunjukkan risiko strategi agresif. Meski begitu, Direktur Teknis Hyundai, François-Xavier Demaison, membela pendekatan ini, berkata, “Kami harus ambil risiko untuk tutup jarak poin.” Oleh sebab itu, Hyundai kini terpaut 55 poin dari Toyota di klasemen pabrikan, menjadikan strategi ban krusial. Dengan begitu, tim terbatas oleh homologasi terakhir i20 N Rally1, yang membatasi perubahan desain.


Hyundai menunjukkan kemajuan dengan kemenangan Tänak di Yunani, namun tertinggal jauh di klasemen. Untuk itu, Thierry Neuville, juara dunia bertahan, tetap optimistis meski tanpa konfirmasi resmi keikutsertaan Hyundai pada 2026. Dengan begitu, tim mengandalkan Neuville, Tänak, dan Adrien Fourmaux sebagai pembalap penuh waktu di 2025, menandai perubahan dari strategi pembalap paruh waktu. Meski begitu, risiko strategi agresif terlihat di Portugal, di mana Tänak kehilangan posisi terdepan akibat kerusakan. Oleh sebab itu, evaluasi strategi ban menjadi prioritas untuk Rally Estonia mendatang. Dengan demikian, Hyundai berupaya maksimalkan poin di setiap etape.


Evaluasi strategi ban Hyundai mencerminkan persaingan ketat dengan Toyota, yang memiliki fleksibilitas taktis dengan lima pembalap, termasuk Sébastien Ogier. Untuk itu, pendekatan konservatif Toyota di awal musim berbalik menjadi agresif, terutama di hari Minggu, menekan Hyundai. Dengan begitu, keputusan ban akan memengaruhi peluang Hyundai di Rally Estonia dan sisa musim. Meski begitu, keterbatasan homologasi menghambat solusi teknis, memaksa tim fokus pada keputusan di lintasan. Oleh sebab itu, langkah ini bisa menentukan apakah Hyundai mampu mengejar ketertinggalan poin. Dengan demikian, WRC 2025 tetap jadi panggung persaingan sengit.


Secara keseluruhan, Hyundai Motorsport mengevaluasi strategi ban untuk tingkatkan performa di WRC 2025. Akankah perubahan ini bawa mereka ke puncak? Bagikan pendapat Anda di kolom komentar! Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi SPORTRIK.

Komentar

Komentar Terbaru

Belum ada komentar.