Dunia MotoGP diramaikan oleh pernyataan mengejutkan Francesco Bagnaia, yang menyatakan bahwa peluangnya meraih gelar juara dunia 2025 “mustahil” setelah hasil buruk di Grand Prix Italia di Mugello. Hanya finis keempat di balapan kandang, Bagnaia kini tertinggal 110 poin dari pemimpin klasemen, Marc Márquez. Apa yang membuat pebalap Ducati Lenovo ini kehilangan harapan, dan bagaimana hal ini memengaruhi dinamika kejuaraan?
Francesco Bagnaia, juara dunia MotoGP 2022 dan 2023, memulai musim 2025 dengan harapan besar untuk merebut gelar ketiga bersama Ducati Lenovo. Namun, performanya tidak konsisten, hanya meraih satu kemenangan di Grand Prix Amerika pada 30 Maret 2025. Masalah teknis, terutama pada cengkeraman roda depan motor Desmosedici GP25, terus menghambatnya. Sebelum GP Italia, Bagnaia menyebut Mugello sebagai balapan krusial untuk membuktikan daya saingnya, memperingatkan bahwa kegagalan di sini akan menandakan “masalah serius” bagi peluang juaranya.
Di Mugello, Bagnaia menunjukkan potensi dengan start dari posisi kedua di Sprint Race pada Sabtu, 21 Juni 2025, di belakang Marc Márquez, yang meraih pole position ke-100 dengan waktu 1:44.169. Namun, masalah cengkeraman depan muncul lagi, membuatnya disalip oleh Marc dan Alex Márquez, finis ketiga. Bagnaia mengeluhkan start bagus yang sia-sia karena kendala teknis, khawatir balapan utama 23 putaran akan memperparah masalah ban depan.
Pada balapan utama Minggu, 22 Juni 2025, Bagnaia memulai dengan agresif, bertarung di posisi terdepan bersama Marc dan Alex Márquez selama enam lap awal. Ia sempat memimpin setelah menyalip Marc di Tikungan 2. Namun, masalah cengkeraman depan kembali menghambat, menyebabkan ia kehilangan kecepatan dan disalip Fabio Di Giannantonio di lap penutup, finis keempat. Marc Márquez memenangkan balapan, diikuti Alex Márquez dan Di Giannantonio, memperlebar keunggulan Marc di klasemen menjadi 40 poin atas Alex dan 110 poin atas Bagnaia.
Pada lap ketiga, Bagnaia dan Marc Márquez terlibat kontak ringan di Tikungan 5, saat roda depan Bagnaia menyentuh roda belakang Márquez. Insiden ini tidak menyebabkan kecelakaan, dan keduanya dipanggil Race Direction, yang memutuskan tidak ada pelanggaran. Alex Márquez memanfaatkan momen ini untuk memimpin sementara, sebelum akhirnya finis kedua.
Hasil Mugello memperburuk posisi Bagnaia di klasemen. Dengan 160 poin, ia kini tertinggal 110 poin dari Marc Márquez (270 poin, 5 kemenangan, 7 podium) dan 70 poin dari Alex Márquez (230 poin, 1 kemenangan, 6 podium). Franco Morbidelli (128 poin, 0 kemenangan, 2 podium) berada di posisi keempat, sementara Fabio Di Giannantonio, yang meraih podium di Mugello, melengkapi dominasi Ducati. Kegagalan Bagnaia mempertahankan rekor tiga kemenangan beruntun di Mugello, ditambah tekanan sebagai pebalap tuan rumah, memperdalam krisisnya. Ducati, meski menyapu podium, menghadapi tantangan internal untuk memperbaiki motor Bagnaia, dengan manajer tim Davide Tardozzi menegaskan bahwa data menunjukkan Bagnaia tetap kompetitif.
Bagnaia mengungkapkan frustrasinya pasca-balapan, menyatakan, “Dalam kondisi seperti ini, mustahil memikirkan gelar juara.” Ia menyoroti ketidakmampuan tim menemukan solusi untuk masalah cengkeraman depan, mengatakan, “Saya tidak punya senjata untuk bersaing.” Postingan di X dari @McLarenMotoGP menyoroti kegagalan Bagnaia meraih podium kandang, sementara @es_Motorsport mencatat dominasi Marc Márquez dengan 270 poin. Tardozzi membela Bagnaia, menegaskan bahwa kecepatannya masih setara musim sebelumnya, tetapi penggemar di X seperti @alexstanger1993 menunjukkan jarak poin yang lebar di klasemen.
Masalah teknis Bagnaia terpusat pada cengkeraman roda depan GP25, terutama saat pengereman di tikungan cepat. Upaya menggunakan cakram rem 355mm di Aragon gagal, dan ia kembali ke cakram 340mm di Mugello, yang tidak menyelesaikan masalah. Bagnaia menolak kembali ke motor GP24 karena spesifikasinya dibekukan. Persaingan internal dengan Marc Márquez, yang mendominasi dengan lima kemenangan, serta performa kuat Alex Márquez dan Di Giannantonio, menambah tekanan. Kegagalan di Mugello, yang dianggap sebagai “teritori” Bagnaia, memperburuk kepercayaan dirinya.
Seri berikutnya di Sachsenring, Jerman, akan menjadi ujian berat bagi Bagnaia, mengingat sirkuit ini adalah wilayah kuat Marc Márquez dengan 11 kemenangan. Bagnaia membutuhkan solusi teknis segera untuk mengembalikan daya saingnya, terutama setelah mengakui bahwa kegagalan di Mugello atau Assen akan menegaskan masalah yang lebih dalam. Sementara itu, Fabio Di Giannantonio, yang meraih podium pertama di Mugello, dan Franco Morbidelli menunjukkan potensi Ducati untuk tetap dominan, meski Bagnaia kesulitan.
Jangan lewatkan perkembangan terbaru MotoGP 2025 dan analisis eksklusif dari paddock! Kunjungi SPORTRIK untuk pembaruan real-time, statistik pebalap, dan wawasan mendalam tentang dunia balap motor.
Klasemen MotoGP
Posisi | Pembalap | Tim | Poin |
---|---|---|---|
1 | Marc Marquez | Ducati Lenovo Team | 381 |
2 | Alex Marquez | BK8 Gresini Racing MotoGP | 261 |
3 | Francesco Bagnaia | Ducati Lenovo Team | 213 |
4 | Marco Bezzecchi | Aprilia Racing | 156 |
5 | Fabio Di Giannantonio | Pertamina Enduro VR46 Racing Team | 142 |
Komentar
Silakan login atau daftar untuk menambahkan atau menyukai komentar.
Komentar Terbaru
Belum ada komentar.