Piastri Puji Permintaan Maaf Norris Usai Insiden GP Kanada

Lando norris

Lando norris

Oscar Piastri menyambut baik permintaan maaf Lando Norris setelah tabrakan dramatis mereka di F1 Grand Prix Kanada. Insiden yang terjadi di lap 66 di Sirkuit Gilles Villeneuve membuat McLaren kehilangan peluang podium untuk pertama kalinya di musim 2025, namun Piastri tetap menjaga optimisme untuk mempertahankan posisinya di puncak kejuaraan. Dengan hubungan tim yang diuji oleh kejadian ini, pertanyaan besar muncul: apakah kerja sama antara kedua pembalap muda ini akan tetap harmonis, atau justru menjadi titik balik dalam persaingan gelar mereka menuju GP Austria pada 29 Juni 2025?

Tabrakan antara Piastri dan Norris menjadi salah satu momen paling mengejutkan di balapan akhir pekan lalu, yang akhirnya dimenangkan oleh George Russell dari Mercedes. Kejadian ini terjadi di tengah performa solid McLaren sepanjang musim, di mana tim ini telah mendominasi klasemen konstruktor dengan strategi yang matang dan koordinasi yang baik antara kedua pembalapnya. Namun, insiden ini menyoroti tekanan kompetitif yang semakin meningkat di antara Piastri dan Norris, yang keduanya berlomba untuk menjadi kandidat kuat dalam perebutan gelar juara dunia F1 2025.

Insiden bermula ketika Norris, yang start dari posisi ketujuh setelah kualifikasi mengecewakan, menunjukkan kecepatan luar biasa di balapan dengan strategi ban keras yang memungkinkannya mengejar Piastri, yang saat itu berada di posisi keempat. Di hairpin Turn 10 pada lap 66, Norris berhasil menyalip Piastri dengan manuver berani, memanfaatkan momen di mana Piastri kehilangan sedikit keunggulan DRS-nya setelah melampaui Andrea Kimi Antonelli. Namun, posisi Norris menjadi kurang ideal saat keluar dari tikungan, membawa keduanya berdampingan menuju chicane terakhir.

Di lap 67, saat mencoba menyalip di jalur keluar, Norris menemukan celah yang menyempit dengan cepat di samping pitwall. Piastri, yang mempertahankan jalur dalam dengan agresivitas yang terukur, tidak bisa menghindari kontak ringan dengan mobil Norris. Akibatnya, mobil Norris terdorong ke dinding, mengalami kerusakan suspensi parah, dan terpaksa mengundurkan diri dari balapan. Piastri, meskipun terkena dampak, berhasil melanjutkan dan finis keempat. Setelah balapan, Norris segera menghubungi Piastri melalui radio tim dan secara pribadi meminta maaf, mengakui kesalahannya dalam manuver tersebut. Piastri, yang mengaku belum sempat melihat rekaman insiden secara detail, menyatakan bahwa ia hanya merasakan sentuhan kecil dan menghargai sikap terbuka Norris.

Meskipun tabrakan ini mengakhiri harapan McLaren untuk podium di GP Kanada, dampaknya tidak terlalu signifikan bagi klasemen pribadi Piastri. Ia tetap memimpin dengan 198 poin, unggul 22 poin atas Norris yang gagal menambah poin akibat insiden tersebut. Di sisi konstruktor, McLaren masih kokoh di puncak dengan 374 poin, meskipun kehilangan poin berharga yang bisa memperlebar jarak dengan rival seperti Mercedes (199 poin). Kejadian ini juga menegaskan bahwa persaingan internal di McLaren kini semakin ketat, namun belum ada indikasi bahwa tim akan mengubah kebijakan mereka yang mengizinkan kedua pembalap untuk saling berlomba secara agresif.

Piastri menunjukkan sikap dewasa dalam menanggapi insiden ini. Dalam wawancara pasca-balapan, ia berkomentar, “Saya cuma ngerasa sedikit sentuhan, tapi Lando minta maaf dengan cepat, dan itu cukup buat saya. Belum sempat lihat rekamannya, tapi sikap dia menunjukkan karakter hebat.” Ia juga menilai diskusi terbuka seperti ini penting untuk menjaga harmoni tim, terutama di tengah tekanan kejuaraan. Norris, di sisi lain, tampak kecewa namun profesional, mengakui melalui radio tim, “Itu salahku, maaf Oscar,” dan kemudian mengulangi permintaan maafnya secara langsung kepada Piastri di garasi tim. Kepala tim McLaren, Andrea Stella, juga memberikan pernyataan singkat, menyatakan bahwa insiden ini akan dievaluasi, tetapi ia tetap mendukung pendekatan kompetitif kedua pembalapnya.

Kejadian ini membawa tantangan baru bagi McLaren. Tim harus memastikan bahwa persaingan antara Piastri dan Norris tidak lagi berujung pada insiden serupa, terutama karena keduanya adalah aset utama dalam perburuan gelar konstruktor dan pembalap. Piastri, sebagai pemimpin klasemen, perlu menjaga konsistensinya, sementara Norris harus bangkit dari kekalahan ini untuk menutup jarak poin di balapan mendatang. Selain itu, McLaren juga dihadapkan pada tekanan dari rival seperti Mercedes dan Red Bull, yang kemungkinan akan memanfaatkan momen ini untuk memperkuat posisi mereka. Komunikasi yang lebih baik antara kedua pembalap dan tim menjadi kunci untuk menghindari situasi serupa menuju GP Austria pada 29 Juni 2025.

Dengan keunggulan 22 poin, Piastri berada dalam posisi yang sangat menguntungkan untuk mempertahankan puncak klasemen, terutama jika ia bisa konsisten di balapan berikutnya. Namun, tabrakan ini menjadi pelajaran berharga bagi McLaren untuk menyempurnakan strategi tim dan manajemen pembalap. Norris, meskipun kehilangan poin besar, masih memiliki peluang untuk mengejar jika ia mampu memenangkan beberapa balapan berikutnya, seperti yang disebutkan Piastri dalam wawancaranya. Balapan di Red Bull Ring akan menjadi ujian besar bagi keduanya, baik dari segi performa mobil maupun dinamika tim di bawah tekanan kompetisi internal yang semakin memanas.

Klasemen Moto3

PosisiPembalapTimPoin
1Jose RuedaRed Bull KTM Ajo116
2Adrian PiquerasFrinsa - Mt Helmets - Msi87
3Jacob KelsoLevelup-Mta77
4Adrian FernandezLeopard Racing61
5Taiyo FurusatoHonda Team Asia58