Max Verstappen disebut sebagai "beast terbesar di F1" oleh Gino Rosato, teman dekat keluarga Verstappen, yang memuji pendekatan keras Jos Verstappen dalam mendidik putranya. Meski Jos digambarkan sebagai "thug murni" karena gaya asuhnya yang tegas, pendekatan ini menghasilkan juara dunia F1 empat kali. Artikel ini mengulas pandangan Rosato tentang dinamika keluarga Verstappen dan dampaknya pada kesuksesan Max. Bagikan pendapat Anda di kolom komentar di bawah!
Jos Verstappen, mantan pembalap F1, dikenal karena mendidik Max dengan cara yang keras, membentuknya menjadi pembalap yang tak kenal kompromi. Rosato, mantan manajerial Ferrari selama lebih dari dua dekade, menyebut Jos sebagai "thug murni" yang jujur dan berprinsip sekolah lama. Dalam wawancara di Pitstop podcast, Rosato berkata, “Jangan main-main dengan Jos. Dia menciptakan beast terbesar di F1.” Ia memuji Jos karena menanamkan etos kerja keras pada Max, menghasilkan pembalap sekaligus pribadi yang luar biasa.
Rosato menyoroti kontras gaya asuh Jos dengan pola asuh modern yang cenderung memanjakan. “Jos tidak dari sekolah itu. Dia bilang, ‘Selesaikan sendiri. Mau jadi yang terbaik? Ini yang dibutuhkan,’” ujarnya. Salah satu kisah terkenal adalah Jos pernah meninggalkan Max di pom bensin setelah kesalahan di balapan karting, sebuah pendekatan yang menuai kritik namun dianggap Rosato sebagai bagian dari pembentukan mental juara Max.
Max, yang memulai debut F1 pada usia 17 tahun bersama Toro Rosso pada 2015, telah memenangkan 65 balapan dan empat gelar dunia (2021-2024) bersama Red Bull. Musim 2025 menjadi tantangan dengan performa RB21 yang menurun, namun Max tetap bersinar, meraih pole mengejutkan di Jepang dan kemenangan di Suzuka. Rosato membandingkan Max dengan Kimi Raikkonen, menyebutnya “spicy” namun tulus, selalu responsif dalam komunikasi. “Saya bisa mengirim pesan ke Max, dan dia balas dalam dua menit,” kata Rosato.
Rosato juga menegaskan bahwa Jos harus mengabaikan kritik terhadap gaya asuhnya. “Ketika kamu di puncak, semua orang menyerangmu,” ujarnya. Ia menyebut Max sebagai pembalap terbaik sejak Michael Schumacher, dengan kemampuan luar biasa dalam kualifikasi dan balapan.
Max, putra Jos dan Sophie Kumpen, mantan pembalap karting, tumbuh dalam lingkungan motorsport. Rosato, yang juga wali baptis anak Raikkonen, mengenal Verstappen sejak Max kecil berkeliaran di paddock. Ia memuji kejujuran keluarga Verstappen, yang tidak memandang orang dari status atau kekayaan. “Mereka orang-orang tulus, menjalani kisah keluarga di mana ayah mengajarkan anak tentang dunia nyata,” katanya. Jos, yang kini aktif di reli dan memenangkan Rallye de Wallonie 2025, tetap menjadi pendukung utama Max.
Pendekatan keras Jos, seperti kisah pom bensin, menuai kritik sebagai tindakan keras. Namun, manajer Max, Raymond Vermeulen, dalam dokumenter Anatomy of a Champion, membela Jos, menyatakan semua dilakukan dengan cinta dan intensi untuk kesuksesan Max. “Jos tahu rute menuju sukses itu sulit,” ujar Vermeulen. Max sendiri mendukung ayahnya, menyebutnya tegas namun tidak arogan. Di lintasan, gaya balap agresif Max, seperti insiden dengan Lewis Hamilton di Hungaria 2025, mencerminkan mental baja yang dibentuk Jos.
Dengan 10 balapan tersisa di 2025, Max tetap menjadi favorit di lintasan seperti Zandvoort, meski McLaren mendominasi. Kontraknya dengan Red Bull hingga 2028 menepis rumor kepindahan ke Mercedes. Sementara itu, Verstappen.com Racing, yang didirikan Max, sukses di GT World Challenge 2025, menunjukkan pengaruhnya di luar F1. Apa pendapat Anda tentang didikan Jos dan kesuksesan Max? Tulis di kolom komentar!
Klasemen MotoGP
Posisi | Pembalap | Tim | Poin |
---|---|---|---|
1 | Marc Marquez | Ducati Lenovo Team | 381 |
2 | Alex Marquez | BK8 Gresini Racing MotoGP | 261 |
3 | Francesco Bagnaia | Ducati Lenovo Team | 213 |
4 | Marco Bezzecchi | Aprilia Racing | 156 |
5 | Fabio Di Giannantonio | Pertamina Enduro VR46 Racing Team | 142 |
Komentar
Silakan login atau daftar untuk menambahkan atau menyukai komentar.
Komentar Terbaru
Belum ada komentar.