Liam Lawson Dukung Alex Albon Soal Pedoman FIA: Ketegangan Standar Balap di F1 GP Austria 2025

Liam Lawson © XPBimages

Liam Lawson © XPBimages

Liam Lawson, pebalap Racing Bulls, menyatakan dukungannya kepada rivalnya, Alex Albon, terkait pedoman standar balap FIA yang baru dirilis ke publik. Lawson setuju dengan kekesalan Albon atas hukuman yang dianggap tidak adil dalam insiden di GP Spanyol, di mana Albon menerima penalti meski merasa tidak bersalah. Komentar Lawson menyoroti area abu-abu dalam regulasi FIA, menambah diskusi panas di paddock saat F1 memasuki putaran ke-11 musim 2025.

“Ya, saya 100 persen setuju. Kalau saya jadi dia, saya pasti sangat kesal, karena itulah yang sedang kami lakukan.”


Lawson merujuk pada insiden di GP Spanyol 2025, di mana ia dan Albon bersenggolan di Tikungan 1, menyebabkan kerusakan sayap depan mobil Williams Albon dan penalti 10 detik karena dianggap meninggalkan lintasan dan mendapat keuntungan. Menurut pedoman FIA, pembalap di sisi luar yang mencoba menyalip, seperti Albon, dianggap sebagai agresor dan dihukum jika terdorong keluar lintasan oleh pembalap yang bertahan. Lawson mendukung pandangan Albon, yang mengkritik cara balapan saat ini, dengan menyatakan bahwa situasi serupa pernah ia alami, menunjukkan ketidakpuasan terhadap kejelasan regulasi. Komentar ini mencerminkan frustrasi Lawson terhadap interpretasi aturan yang kaku, terutama setelah pengalamannya sendiri dengan penalti di musim 2025.


“Itu seperti insiden saya dengan Fernando [Alonso] di Miami, di mana dia akhirnya menabrak tembok, yang bukan niat saya. Aturan seperti ini, dia tahu harus melepas rem untuk menempatkan hidung mobil di depan saya di apex agar saya tidak bisa menyalip dari luar.”


Lawson mengacu pada insiden di GP Miami 2025, di mana ia mendapat penalti lima detik setelah bersenggolan dengan Fernando Alonso, menyebabkan mobil Aston Martin Alonso menabrak tembok di Tikungan 12. Dalam sprint race, Lawson finis di posisi poin sebelum penalti menurunkannya ke urutan ke-13. Ia menjelaskan bahwa aturan FIA memaksa pembalap untuk mengambil risiko besar, seperti yang dilakukan Alonso dengan melepas rem untuk mempertahankan posisi, yang justru berujung pada kecelakaan. Dukungan Lawson terhadap Albon menunjukkan pemahamannya terhadap sisi pembalap yang mencoba menyalip dari luar, serta kritik terhadap regulasi yang tampaknya menghukum agresi kompetitif, yang menjadi ciri khas gaya balapnya.


Di GP Spanyol 2025, Lawson dan Albon terlibat dalam dua insiden di Tikungan 1. Pertama, Lawson mencoba menyalip dari dalam, memaksa Albon keluar lintasan. Kemudian, saat Albon mencoba menyalip dari luar, ia terdorong oleh Lawson dan bersenggolan, menyebabkan kerusakan pada mobilnya dan penalti 10 detik. Albon mengungkapkan kekesalannya, menyatakan bahwa ia tidak melakukan kesalahan, namun pedoman FIA menghukumnya sebagai agresor. Lawson, yang lolos dari hukuman dalam insiden ini, setuju dengan Albon bahwa aturan tersebut menciptakan ketidakadilan, terutama bagi pembalap yang mencoba manuver agresif di sisi luar. Insiden ini memicu diskusi luas di paddock tentang perlunya revisi pedoman FIA.


Lawson menghadapi musim 2025 yang penuh tantangan setelah promosi singkat ke Red Bull, di mana ia hanya bertahan dua balapan (Australia dan China) sebelum diturunkan kembali ke Racing Bulls. Performa mengecewakan, termasuk kecelakaan di Australia dan kualifikasi terakhir di China, membuatnya digantikan oleh Yuki Tsunoda. Kembali ke Racing Bulls, Lawson masih belum mencetak poin, dengan hasil terbaik P12 di Arab Saudi dan pensiun di Miami akibat tabrakan dengan Jack Doohan. Gaya balap agresifnya, yang menghasilkan enam poin penalti musim ini, menuai kritik dari mantan pembalap seperti Jacques Villeneuve dan Juan Pablo Montoya, yang menyebutnya “arogan” meskipun berpotensi jika dikelola dengan baik.


GP Austria 2025 di Sirkuit Red Bull Ring (4,318 km, 71 lap) menjadi kesempatan bagi Lawson untuk membuktikan diri di lintasan kandang Racing Bulls dan Red Bull. Sesi latihan bebas pertama dimulai pada Jumat, 27 Juni 2025, pukul 17:30 WIB, diikuti kualifikasi pada Sabtu pukul 20:00 WIB, dan balapan utama pada Minggu pukul 19:00 WIB. Cuaca cerah dengan suhu sekitar 20°C diharapkan mendukung performa ban Pirelli. Lawson, yang pernah balapan di Red Bull Ring pada 2024, berharap memanfaatkan pengalaman untuk meraih poin pertama musim ini, meskipun tekanan meningkat setelah ancaman kehilangan kursi dari mantan pembalap Juan Pablo Montoya, yang menyebut Arvid Lindblad sebagai pengganti potensial.


Dukungan Lawson terhadap Albon menyoroti isu yang lebih luas dalam F1 2025: ketidakjelasan pedoman standar balap FIA. Regulasi yang menghukum pembalap di sisi luar sebagai agresor, meskipun terdorong keluar lintasan, menciptakan dilema bagi pembalap agresif seperti Lawson, yang dikenal dengan gaya “elbows out.” Insiden dengan Albon dan Alonso menunjukkan bahwa agresivitas Lawson, meskipun membantunya menonjol di Red Bull pada 2023 dan 2024, juga membuatnya rentan terhadap penalti dan kritik. Bos Racing Bulls, Laurent Mekies, mengakui bahwa agresivitas Lawson perlu “disesuaikan sedikit” untuk menghindari kerugian seperti di Miami, namun tetap menjadi kekuatan yang membuatnya diperhatikan Red Bull. Di GP Austria, Lawson harus menyeimbangkan agresivitas dengan disiplin untuk menghindari penalti tambahan, terutama dengan enam poin penalti yang sudah dimilikinya.


Pernyataan Lawson menambah panas diskusi tentang pedoman FIA, yang kini menjadi sorotan di paddock menjelang GP Austria. Dukungannya terhadap Albon dapat memperkuat solidaritas di antara pembalap yang merasa dirugikan oleh aturan, berpotensi mendorong FIA untuk merevisi pedoman demi balapan yang lebih adil. Bagi Lawson, komentar ini juga mencerminkan usahanya untuk tetap relevan di F1 setelah demosi dari Red Bull, menunjukkan bahwa ia tetap percaya diri meskipun menghadapi tekanan. Di Red Bull Ring, dengan kapasitas penonton hingga 105.000, performa Lawson akan diawasi ketat, terutama setelah kritik dari Montoya dan Villeneuve. Keberhasilan meraih poin dapat memperkuat posisinya di Racing Bulls dan membungkam keraguan tentang kemampuannya.


Lawson menghadapi beberapa tantangan di GP Austria. Pertama, ia harus mengelola gaya balap agresifnya untuk menghindari penalti tambahan, mengingat ia hanya berjarak enam poin dari larangan balapan. Kedua, performa Racing Bulls tertinggal di belakang rival midfield seperti Williams dan Haas, terutama setelah tim seperti Aston Martin dan Sauber memperkenalkan peningkatan mobil. Ketiga, tekanan psikologis pasca-demosi dari Red Bull dan ancaman kehilangan kursi dari Lindblad menambah beban. Terakhir, meskipun Red Bull Ring adalah lintasan kandang, Lawson harus bersaing dengan pembalap top seperti Max Verstappen, Lando Norris, dan Oscar Piastri, yang sedang dalam performa puncak.


Grand Prix Austria 2025 menawarkan peluang bagi Lawson untuk membuktikan bahwa ia pantas berada di F1, terutama setelah demosi dari Red Bull. Dengan pengalaman di Red Bull Ring dan dukungan tim Racing Bulls, ia berpotensi meraih poin pertama musim ini, asalkan menghindari insiden seperti di Spanyol atau Miami. Dukungannya terhadap Albon juga dapat meningkatkan reputasinya di paddock sebagai pembalap yang berani bersuara. Tes pasca-balapan di Austria akan menjadi momen penting untuk menyempurnakan mobil Racing Bulls, membantu Lawson dan rekan setimnya, Isack Hadjar, bersaing di midfield. Keberhasilan di sini dapat memperkuat posisinya di tim dan membuka peluang kembali ke Red Bull di masa depan.


Jangan lewatkan aksi Liam Lawson di F1 GP Austria 2025! Kunjungi SPORTRIK untuk pembaruan real-time, statistik pebalap, dan analisis mendalam tentang dunia balap Formula 1.

Klasemen Pembalap F1

PosisiPembalapTimPoin
1 Oscar Piastri McLaren 234
2 Lando Norris McLaren 226
3 Max Verstappen Red Bull Racing Honda RBPT 165
4 George Russell Mercedes-Benz 147
5 Charles Leclerc Ferrari 119

Komentar

Komentar Terbaru

Belum ada komentar.