Laurent Mekies, kepala tim baru Red Bull Racing, memulai debutnya di dinding pit pada akhir pekan Belgian Grand Prix 2025. Menggantikan Christian Horner yang telah memimpin selama 20 tahun, Mekies menghadapi tantangan besar untuk menstabilkan tim yang sedang mengalami penurunan performa. Berdasarkan laporan dari F1News, Mekies menyebut Red Bull sebagai "kelompok yang sangat kompleks" setelah pengalaman pertamanya di Spa.
Setelah pengumuman mengejutkan tentang pemecatan Christian Horner pada 9 Juli 2025, Mekies, yang sebelumnya menjabat sebagai kepala tim Racing Bulls, diangkat sebagai CEO dan kepala tim Red Bull Racing. Horner, yang memimpin tim sejak debutnya di Formula 1 pada 2005, telah membawa Red Bull meraih enam gelar konstruktor dan delapan gelar pembalap. Namun, performa tim yang merosot ke posisi keempat di klasemen konstruktor 2025 menjadi salah satu faktor perubahan kepemimpinan ini.
Mekies, yang memiliki pengalaman selama 24 tahun di Formula 1, termasuk di Arrows, Minardi, Toro Rosso, FIA, dan Ferrari, memulai tugasnya dengan dua minggu intens di markas Red Bull di Milton Keynes. Ia fokus untuk mengenal tim dan memahami dinamika operasional mereka. "Setelah dua minggu di markas, mencoba bertemu sebanyak mungkin orang, sangat menyenangkan bisa bertemu tim balap dan melihat alur serta proses operasional," ujar Mekies, seperti dikutip RacingNews365.
Akhir pekan balap di Spa-Francorchamps menjadi ujian pertama Mekies sebagai kepala tim. Max Verstappen, pembalap utama Red Bull, berhasil memenangkan Sprint Race pada hari Sabtu, memberikan awal yang positif bagi era baru tim. Namun, balapan utama pada hari Minggu terbukti lebih menantang. Verstappen start dan finis di posisi keempat, sebagian karena keputusan kontroversial dari direktur balap FIA, Rui Marques, terkait kondisi cuaca basah yang tidak disukai Mekies.
Mekies mencatat bahwa Red Bull adalah tim yang beroperasi pada "level mega" dengan kelompok yang sangat terorganisir namun kompleks. "Ada banyak hal yang harus saya pelajari tentang kelompok ini, tetapi ini adalah akhir pekan yang penuh dengan pengalaman mendalam," tambahnya, menekankan pentingnya memahami dinamika tim untuk meningkatkan performa.
Red Bull menghadapi sejumlah tantangan, termasuk spekulasi tentang masa depan Max Verstappen, yang memiliki klausul performa dalam kontraknya hingga 2028 dan dikaitkan dengan Mercedes. Selain itu, tim sedang mempersiapkan unit tenaga baru bersama Ford untuk musim 2026, yang menambah kompleksitas tugas Mekies. Kepergian personel kunci seperti Adrian Newey dan Jonathan Wheatley juga menjadi hambatan dalam menjaga daya saing tim.
Meski demikian, Mekies optimistis. Dengan pengalamannya sebagai insinyur dan pemimpin di Racing Bulls, ia bertekad untuk memaksimalkan potensi tim. Fokus utamanya adalah memberikan Verstappen mobil yang kompetitif untuk mempertahankan pembalap bintang tersebut dan mengembalikan Red Bull ke puncak klasemen.
Untuk pembaruan lebih lanjut tentang Formula 1 dan profil tim seperti Red Bull Racing serta pembalap seperti Max Verstappen, kunjungi SPORTRIK.
Klasemen Pembalap F1
Posisi | Pembalap | Tim | Poin |
---|---|---|---|
1 | Oscar Piastri | McLaren | 266 |
2 | Lando Norris | McLaren | 250 |
3 | Max Verstappen | Red Bull Racing Honda RBPT | 185 |
4 | George Russell | Mercedes-Benz | 157 |
5 | Charles Leclerc | Ferrari | 139 |
Komentar
Silakan login atau daftar untuk menambahkan atau menyukai komentar.
Komentar Terbaru
Belum ada komentar.