SPORTRIK - Francesco "Peco" Bagnaia, juara dunia MotoGP dua kali, mengalami awal musim 2025 yang penuh tantangan. Meski membalap dengan Ducati GP25 yang kompetitif, Peco kesulitan menyaingi dominasi Marc Marquez dan konsistensi Alex Marquez. Hanya meraih satu kemenangan di Americas GP, ia tertinggal di posisi ketiga klasemen. Apa yang membuat Peco kesulitan menjaga performa? Bisakah ia bangkit di sisa musim?
Adaptasi Sulit dengan Motor Baru
Peco menghadapi kendala menyesuaikan diri dengan Ducati GP25. Selama tes pramusim, ia kesulitan menemukan feeling yang sama seperti saat meraih 11 kemenangan pada 2024. Menurut Crash.net, Ducati mempertahankan mesin GP24, yang membatasi peningkatan performa. ?Pecco harus mengelola masalah setup,? kata manajer tim Davide Tardozzi. Selain itu, kurangnya kepercayaan pada rem depan membuatnya kehilangan posisi di Qatar. Oleh karena itu, penyesuaian teknis menjadi fokus utama.
Dominasi Marquez Sulit Ditembus
Marc Marquez tampil dominan dengan memenangi tiga Grand Prix pertama 2025. Peco hanya mampu finis ketiga di belakang Marquez bersaudara di Sprint Race awal musim. Motorsport.com melaporkan, kemenangan Peco di Americas GP terjadi karena kecelakaan Marc. ?Saya tahu saya harus mengalahkan Marc secara langsung,? ujar Peco. Selanjutnya, persaingan sengit dengan rekan setimnya ini membuatnya sulit mengamankan poin maksimal. Rivalitas ini menjadi ujian mental dan strategis.
Inkonsistensi di Kualifikasi
Kualifikasi menjadi titik lemah Peco musim ini. Di Qatar, ia terjatuh di Q2 dan start dari posisi 11, finis kedua setelah penalti Maverick Vi?ales. Paddock GP mencatat, Peco kesulitan menemukan kecepatan di sesi kualifikasi, memaksanya memulai balapan dari posisi kurang ideal. Akibatnya, ia sering terjebak di grup tengah. ?Kami membaik di balapan, tapi kualifikasi harus lebih baik,? kata Peco. Oleh karena itu, tim Ducati fokus memperbaiki performa satu putaran.
Tekanan Psikologis dari Musim Lalu
Kegagalan mempertahankan gelar 2024 masih membayangi Peco. Dalam dokumenter ?GOFREE ? Under the Helmet,? ia mengaku, ?Butuh waktu bertahun-tahun untuk menerima kekalahan dari Jorge Martin.? Meski menunjukkan konsistensi dengan finis empat besar di enam balapan awal 2025, tekanan untuk mengalahkan Marc Marquez kerap mengganggu fokusnya. Selain itu, Crash.net menyebutkan, Peco belajar dari 2024 untuk tidak memaksakan kemenangan, tetapi transisi ini masih menantang.
Harapan di Seri Eropa
Peco menatap Grand Prix Spanyol di Jerez sebagai titik balik. Motorsport.com melaporkan, ia tak terkalahkan di Jerez selama tiga tahun terakhir, lintasan yang cocok dengan gaya balapnya. Namun, Fabio Quartararo mengalahkannya di Spanish GP, menunjukkan persaingan semakin ketat. ?Jerez adalah peluang, tapi kami harus sempurna,? ujar Peco. Selanjutnya, tim Ducati akan mengoptimalkan data dari tes Sepang untuk meningkatkan performa. Konsistensi di seri Eropa krusial untuk mengejar ketertinggalan poin.
Penutup: Pantau kabar terbaru MotoGP di SPORTRIK.COM untuk melihat apakah Peco bisa membalikkan keadaan.