Arema FC mengguncang bursa transfer BRI Liga 1 2025/2026 dengan resmi memperkenalkan Odivan Koerich, bek tengah asal Brasil yang dijuluki 'Matthijs de Ligt' karena kemiripan fisiknya. Akankah pemain ini menjadi pilar kokoh bagi Singo Edan di musim mendatang?
Arema FC, klub berjuluk Singo Edan dari Malang, terus berbenah menjelang musim baru BRI Liga 1 2025/2026. Setelah menunjuk pelatih Brasil Marcos Santos sebagai nahkoda baru, Arema memperkuat skuad dengan merekrut empat pemain asing, termasuk Odivan Koerich, yang diumumkan pada 30 Juni 2025. Koerich, berusia 26 tahun, menarik perhatian karena posturnya yang menyerupai bek Manchester United, Matthijs de Ligt, dengan tinggi badan 1,90 meter dan struktur wajah serupa, memicu komentar jenaka di media sosial.
Arema FC secara resmi memperkenalkan Odivan Koerich sebagai bagian dari proyek ambisius di bawah Marcos Santos. General Manager Arema, Yusrinal Fitriandi, menjelaskan alasan perekrutan Koerich:
“Pemain ini direkomendasikan pelatih. Kami yakin dia bisa memberikan dampak besar di lini belakang.”
Koerich sebelumnya bermain untuk Nautico Clube di Serie C Brasil, kasta ketiga liga Brasil, pada musim 2024/2025, meskipun dengan menit bermain terbatas. Ia juga pernah memperkuat klub seperti Parana, Juventude, dan Operario-PR. Dengan darah keturunan Italia, Koerich diharapkan membawa semangat baru untuk menghidupkan kembali kariernya di Indonesia. Penggemar di platform X bereaksi antusias, dengan komentar seperti:
“Koyok De Ligt!” ujar akun @rza***.
“Singo Edan dapat De Ligt KW!” canda akun @b44g*****.
Kedatangan Koerich memperkuat lini belakang Arema, yang finis di posisi ke-10 klasemen BRI Liga 1 2024/2025 dengan 47 poin dari 34 laga. Bersama rekrutan asing lainnya—Yann Motta, Paulinho Moccelin, dan Valdeci Moreira—Arema berambisi meningkatkan konsistensi performa, terutama di Piala Presiden 2025, di mana mereka tergabung di Grup A bersama Liga Indonesia All Star dan Oxford United. Namun, pengalaman Koerich yang terbatas di level tertinggi Brasil menimbulkan tantangan adaptasi di Liga 1.
Marcos Santos optimistis dengan potensi Koerich:
“Ia memiliki fisik dan teknik yang sesuai dengan kebutuhan tim. Saya yakin dia akan cepat beradaptasi.”
Yusrinal Fitriandi menambahkan:
“Kami berkaca dari kesuksesan pemain asing sebelumnya seperti Gustavo Almeida. Koerich punya potensi serupa.”
Di platform X, Aremania menyambut hangat perekrutan ini, meskipun beberapa penggemar mempertanyakan keputusan mendatangkan pemain dari kasta ketiga Brasil. Diskusi di media sosial juga ramai dengan candaan tentang kemiripan Koerich dengan Matthijs de Ligt, meningkatkan atensi terhadap Arema menjelang Piala Presiden.
Koerich menghadapi tantangan besar untuk membuktikan diri di Liga 1, mengingat minimnya menit bermain di Nautico. Adaptasi dengan gaya bermain cepat dan fisik Liga 1, serta tekanan dari suporter fanatik Aremania, akan menjadi ujian. Marcos Santos juga harus menyatukan skuad yang diisi banyak wajah baru dalam waktu singkat, terutama dengan Piala Presiden 2025 (6-13 Juli) di depan mata. Konsistensi Arema, yang masih menjadi masalah musim lalu, akan bergantung pada performa Koerich dan rekan-rekannya.
Jika Koerich mampu beradaptasi, ia bisa menjadi pilar di lini belakang Arema, mengulangi kesuksesan pemain asing seperti Gustavo Almeida atau Carlos Fortes. Piala Presiden 2025 akan menjadi ajang pembuktian awal bagi Koerich dan Marcos Santos untuk menunjukkan bahwa Arema siap bersaing di papan atas Liga 1. Dengan pengalaman Santos melatih talenta muda Brasil seperti Gabigol, Arema berpotensi menjadi kuda hitam musim ini.
Pantau perkembangan Arema FC dan berita BRI Liga 1 terbaru di SPORTRIK. Berlangganan untuk analisis eksklusif dan pembaruan real-time dari dunia sepak bola Indonesia!
Komentar
Silakan login atau daftar untuk menambahkan atau menyukai komentar.
Komentar Terbaru
Belum ada komentar.