Christian Horner: Tidak Ada Alasan Diberikan untuk Pemecatan dari Red Bull

© XPBimages

© XPBimages

Christian Horner mengungkapkan bahwa ia tidak diberikan alasan spesifik atas pemecatannya dari Red Bull Racing setelah 20 tahun menjabat sebagai prinsipal tim dan CEO. Pengumuman mengejutkan ini datang setelah Grand Prix Inggris, dengan Laurent Mekies, mantan prinsipal Racing Bulls, ditunjuk sebagai penggantinya. SPORTRIK menganalisis pernyataan Horner dan konteks di balik kepergiannya yang mengguncang dunia Formula 1.


Dalam wawancara dengan Sky Sports F1, Martin Brundle, komentator veteran, menyampaikan bahwa Horner mengaku tidak menerima penjelasan dari Red Bull mengenai alasan pemecatannya.

“Saya berkirim pesan dengan Christian, dan dia mengatakan tidak ada alasan yang diberikan untuk pembebasannya,” ujar Brundle.

“Saya merasa sedih, karena saya menganggap Christian sebagai teman, dan dia telah melakukan pekerjaan luar biasa selama 20 tahun, memenangkan banyak balapan dan kejuaraan dunia.” Horner, yang memimpin Red Bull sejak 2005, mengantarkan tim meraih enam gelar konstruktor dan delapan gelar pembalap, termasuk empat gelar beruntun Max Verstappen dari 2021 hingga 2024.


Meski demikian, Brundle menambahkan bahwa ketidakharmonisan dalam tim sudah terasa di paddock Formula 1. “Tidak sulit untuk merasakan bahwa situasi di Red Bull tidak sepenuhnya harmonis,” katanya, merujuk pada performa tim yang menurun dan ketegangan internal.


Pemecatan Horner terjadi di tengah musim 2025 yang mengecewakan, di mana Red Bull hanya meraih dua kemenangan dan terpuruk di posisi keempat klasemen konstruktor, tertinggal 288 poin dari McLaren. Performa Yuki Tsunoda, yang hanya mencetak tujuh poin dalam sembilan balapan, serta kegagalan mobil RB21 untuk bersaing, meningkatkan tekanan pada Horner. Selain itu, kepergian figur kunci seperti Adrian Newey ke Aston Martin dan Jonathan Wheatley ke Sauber memperburuk situasi.


Kontroversi 2024 juga memainkan peran penting. Horner menghadapi tuduhan perilaku tidak pantas oleh seorang karyawan wanita, yang dibatalkan setelah investigasi independen pada Februari 2024 dan banding pada Agustus 2024. Namun, kebocoran pesan WhatsApp ke media dan ketegangan dengan Helmut Marko serta Jos Verstappen, ayah Max Verstappen, merusak posisinya. Brundle menyebut bahwa tuduhan tersebut “mungkin menjadi bagian” dari alasan pemecatan, meskipun ia yakin performa tim adalah faktor utama.


Red Bull GmbH, dalam pernyataan resmi, tidak menyebutkan alasan spesifik pemecatan Horner. Oliver Mintzlaff, CEO Corporate Projects and Investments, memuji kontribusi Horner: “Kami berterima kasih atas kerja luar biasa Christian selama 20 tahun. Dengan komitmen, pengalaman, dan pemikiran inovatifnya, ia menjadikan Red Bull Racing salah satu tim tersukses di Formula 1.” Laurent Mekies, yang kini mengambil alih, diharapkan membawa stabilitas dengan pengalamannya di Ferrari dan Racing Bulls. Sementara itu, Alan Permane dipromosikan sebagai prinsipal Racing Bulls, menggantikan Mekies.


Pemecatan Horner memicu spekulasi tentang masa depan Verstappen, yang tertinggal 69 poin dari Oscar Piastri di klasemen pembalap. Dengan kontrak hingga 2028, Verstappen dikabarkan diincar Mercedes, terutama setelah ketegangan dengan Horner dan performa tim yang buruk. Brundle menilai pemecatan Horner mungkin meningkatkan peluang Verstappen bertahan, karena hubungan personal dengan Horner menjadi salah satu sumber ketegangan.


Pernyataan Horner bahwa “tidak ada alasan diberikan” menambah misteri di balik kepergiannya dari Red Bull Racing. Dengan Laurent Mekies kini memimpin, tim menghadapi tantangan besar untuk bangkit di sisa musim 2025. Untuk pembaruan terkini seputar Formula 1, kunjungi SPORTRIK dan ikuti analisis mendalam kami.

Klasemen Pembalap F1

PosisiPembalapTimPoin
1 Oscar Piastri McLaren 234
2 Lando Norris McLaren 226
3 Max Verstappen Red Bull Racing Honda RBPT 165
4 George Russell Mercedes-Benz 147
5 Charles Leclerc Ferrari 119

Komentar

Komentar Terbaru

Belum ada komentar.