MotoGP, Sportrik Media - CEO Aprilia, Massimo Rivola, menyoroti kemajuan menyeluruh pada RS-GP musim 2025, yang kini secara konsisten menantang dominasi Ducati dalam perebutan kemenangan balapan. Analisis mendalam dari performa tim Aprilia Factory Racing di MotoGP 2025, termasuk pernyataan Rivola pasca-balapan Indonesia, menunjukkan peningkatan rata-rata yang membuat sepeda motor ini lebih kompetitif di berbagai sirkuit.
Konsistensi Frontrunning Aprilia di 2025
Setelah satu dekade kembali ke MotoGP, Aprilia belum pernah melakukan tantangan serius untuk gelar juara dunia. Namun, musim 2025 menandai perubahan signifikan, dengan tim Italia ini menempati posisi kedua di klasemen konstruktor. Pembalap Marco Bezzecchi telah menyumbang satu kemenangan Grand Prix di British GP, ditambah dua kemenangan sprint race. Selain itu, Bezzecchi hampir meraih kemenangan kedua di Indonesia sebelum terlibat insiden dengan Marc Marquez, yang mengakibatkan ia finis di luar poin.
Sejak kemenangan di Silverstone, Bezzecchi telah naik podium di setidaknya satu balapan akhir pekan di hampir semua ronde, kecuali empat ronde saja. Oleh karena itu, Rivola menekankan bahwa peningkatan ini bukan hanya pada aspek tertentu, melainkan rata-rata performa keseluruhan RS-GP yang semakin baik. "Hal baik dari sepeda motor ini, jelas di sini - dan Marco khususnya - sangat cepat di bagian mengalir dan itu digunakan menjadi karakteristik bagus Aprilia," ujar Rivola di Indonesia. Ia menambahkan bahwa di sirkuit stop-and-go, Aprilia kini lebih kompetitif, sehingga rata-rata sepeda motor semakin membaik.
Kekuatan Sudut dan Peningkatan Pengereman
RS-GP 2025 mempertahankan kekuatan andalannya dalam memasuki tikungan, yang selalu menjadi ciri khas Aprilia. Namun, perubahan pada sistem elektronik selama musim ini telah meningkatkan kemampuan sepeda motor di bawah pengereman berat. Akibatnya, pembalap dapat mengerem lebih agresif tanpa kehilangan stabilitas, yang sangat krusial di trek-tek yang menuntut transisi cepat dari kecepatan tinggi ke sudut tajam. Peningkatan ini membuat Aprilia lebih adaptif terhadap berbagai kondisi lintasan, sehingga tim dapat bersaing lebih sering dengan Ducati yang mendominasi.
Dalam konteks ini, Rivola menyatakan preferensinya terhadap pembalap cepat dengan sepeda motor cepat, meskipun kadang melakukan kesalahan. "Dalam suatu cara, saya lebih suka memiliki pembalap cepat dengan sepeda motor cepat yang tidak finis karena kesalahan, karena saya tidak berpikir ia akan melakukan kesalahan setiap balapan," katanya. Meski begitu, ia tetap optimis untuk ronde mendatang, meskipun kekecewaan atas hilangnya kesempatan 25 poin di Indonesia sulit dihindari.
Tantangan Mendatang dan Prospek Masa Depan
Insiden di Mandalika kemungkinan akan berujung pada penalti bagi Bezzecchi di Grand Prix Australia mendatang, yang menjadi pukulan berat karena ia dianggap sebagai favorit juara di Phillip Island. Meskipun demikian, performa konsisten Bezzecchi dan dukungan dari Aprilia Factory Racing menunjukkan potensi Aprilia untuk terus naik daun. Dengan rata-rata yang lebih baik, tim Italia ini kini bukan lagi sekadar penantang sporadis, melainkan kekuatan utama di grid MotoGP.
Analisis dari SPORTRIK memprediksi bahwa adaptasi lebih lanjut pada elektronik dan strategi tim akan menjadi kunci bagi Aprilia untuk mendekati gelar konstruktor. Musim 2025 ini membuka pintu bagi tantangan gelar di tahun-tahun berikutnya, terutama jika Bezzecchi dapat menghindari insiden dan memaksimalkan potensi RS-GP.
Klasemen MotoGP
Posisi | Pembalap | Tim | Poin |
---|---|---|---|
1 | Marc Marquez | Ducati Lenovo Team | 512 |
2 | Alex Marquez | BK8 Gresini Racing MotoGP | 330 |
3 | Francesco Bagnaia | Ducati Lenovo Team | 237 |
4 | Marco Bezzecchi | Aprilia Racing | 229 |
5 | Pedro Acosta | Red Bull KTM Factory Racing | 188 |
Komentar
Silakan login atau daftar untuk menambahkan atau menyukai komentar.
Komentar Terbaru
Belum ada komentar.