FIA resmi mempresentasikan regulasi baru Kejuaraan Reli Dunia (WRC) 2027 kepada Komisi WRC pada Mei 2025, menjelang Rally Portugal. Perubahan ini menargetkan pengendalian biaya, keberlanjutan, dan elektrifikasi parsial, dengan mobil Rally1 yang lebih ringkas dan berbasis Rally2. Hyundai, yang masih ragu bertahan di WRC, menghadapi tekanan besar, sementara Toyota dan M-Sport-Ford menyambut positif. Cyril Abiteboul memperingatkan bahwa keputusan Hyundai untuk 2027 belum final. Akankah regulasi ini mengguncang masa depan WRC?
Regulasi WRC 2027, yang dipresentasikan di Paris, fokus pada mobil Rally1 dengan mesin 1.6-liter turbo dan sistem hybrid opsional. “Kami ingin reli tetap relevan dengan tren otomotif,” ujar direktur olahraga FIA, Andrew Wheatley, kepada Motorsport.com. Mobil baru akan menggunakan sasis Rally2 yang dimodifikasi untuk mengurangi biaya pengembangan hingga 30%. Selain itu, FIA memperkenalkan batasan aerodinamika untuk menekan kecepatan maksimal. Dengan demikian, regulasi ini bertujuan menarik lebih banyak pabrikan, meski Hyundai masih skeptis.
Cyril Abiteboul, bos Hyundai Motorsport, menyatakan kekhawatirannya tentang regulasi baru. “Kami belum mulai pengembangan mobil 2027, dan waktu semakin sempit,” katanya, seperti dilansir DirtFish. Hyundai, yang kehilangan gelar konstruktor 2024, mempertimbangkan keluar dari WRC jika biaya tidak terkendali. Sebaliknya, Toyota, yang dipimpin Jari-Matti Latvala, menyambut regulasi ini. “Ini langkah ke arah yang benar,” ujar Latvala di WRC.com. Oleh karena itu, sikap berbeda ini menunjukkan potensi perubahan dinamika persaingan.
Regulasi baru menguntungkan tim kecil seperti M-Sport-Ford, yang sudah mahir dengan platform Rally2. “Kami siap beradaptasi,” kata bos M-Sport, Malcolm Wilson, kepada Yahoo Sports. Namun, pereli seperti Thierry Neuville khawatir tentang penurunan performa mobil Rally1. “Kecepatan adalah jiwa WRC,” ujar Neuville di X (@WRCFanatic). Transisi ke sasis Rally2 juga memicu kekhawatiran tentang daya tarik penonton, karena mobil yang lebih lambat bisa mengurangi intensitas. Selanjutnya, FIA harus menyeimbangkan inovasi dan tradisi.
Selain regulasi teknis, FIA berencana memperluas kalender WRC 2027 dengan menambahkan event di Indonesia dan Amerika Serikat untuk meningkatkan promosi global. Namun, proses penjualan hak promosi WRC masih berlangsung, menambah ketidakpastian bagi Hyundai. “Kami butuh kejelasan soal masa depan kejuaraan,” tegas Abiteboul. Postingan di X menyebutkan bahwa penggemar mendesak FIA untuk mempertahankan DNA reli yang keras. Dengan demikian, Rally Italia Sardegna pada 5–8 Juni 2025 menjadi ajang kunci untuk mengukur dukungan tim.
Regulasi WRC 2027 menjanjikan revolusi, tetapi juga ancaman bagi Hyundai. Akankah Toyota mendominasi, atau akan ada kejutan dari tim kecil? Jangan lewatkan kabar terbaru, hasil balapan, dan analisis eksklusif hanya di SPORTRIK. Dukung pereli dan tim favoritmu di setiap stage menuju kemenangan!