Lewis Hamilton menepis rumor ketegangan dengan insinyur balap Ferrari, Riccardo Adami, pasca-balapan F1 Grand Prix Monako 2025. Komunikasi radio yang canggung antara keduanya memicu spekulasi di kalangan penggemar. Hamilton, yang finis kelima di sirkuit ikonik Monako, menghadapi penalti tiga grid karena kesalahan informasi dari Adami. Namun, ia menegaskan hubungannya dengan Adami tetap solid. Apa yang sebenarnya terjadi di balik drama radio tersebut?
Selama balapan Monako, komunikasi radio antara Hamilton dan Adami menjadi sorotan. Hamilton mengeluhkan kurangnya informasi tentang jarak dengan pembalap di depan, bahkan bertanya, "Apakah kamu kesal padaku?" tanpa jawaban jelas dari Adami. "Kami baik-baik saja, hubungan kami kuat," tegas Hamilton, dikutip dari Motorsport.com. Insiden ini dipicu oleh penalti tiga grid yang diterima Hamilton karena menghalangi Max Verstappen di kualifikasi, akibat informasi keliru dari Adami. Meski begitu, Hamilton tetap fokus memperbaiki komunikasi.
Hamilton memulai balapan dari posisi ketujuh setelah penalti karena menghambat Verstappen di Q1. Adami salah menginformasikan bahwa Verstappen berada tiga detik di belakang, padahal ia sedang dalam putaran cepat. Akibatnya, Hamilton terjebak di "tanah tak bertuan" selama balapan, finis 51 detik di belakang pemenang Lando Norris. "Kami harus belajar dari kesalahan ini," ujar Hamilton. Oleh karena itu, Ferrari kini fokus menyempurnakan strategi komunikasi untuk menghadapi Grand Prix Spanyol.
Cek Klasemen F1 di Sini!
Pantau posisi Lewis Hamilton dan pembalap lainnya di SPORTRIK Formula 1. Lihat bagaimana Ferrari berjuang menuju puncak klasemen 2025!
Pimpinan tim Ferrari, Fred Vasseur, turut menepis spekulasi konflik. "Tidak ada ketegangan, hanya miskomunikasi yang perlu diperbaiki," katanya, seperti dilansir Crash.net. Vasseur menjelaskan bahwa komunikasi radio sering kali terdengar dramatis karena siaran TV cenderung mengamplifikasi momen tertentu. Selain itu, Adami, yang sebelumnya bekerja dengan Sebastian Vettel dan Carlos Sainz, masih beradaptasi dengan gaya Hamilton. Kolaborasi ini diharapkan semakin solid seiring musim berjalan.
Meski menghadapi tantangan di Monako, Hamilton tetap optimistis. Ia memanfaatkan aturan wajib dua pit stop untuk menyalip Fernando Alonso dan Isack Hadjar, menunjukkan ketangguhan strategi. "Kami belajar setiap balapan," ujar Hamilton. Dengan Grand Prix Spanyol pada 30 Mei–1 Juni 2025 di depan mata, Hamilton bertekad memperbaiki performa Ferrari. Selanjutnya, ia akan bekerja sama dengan Adami untuk memastikan komunikasi yang lebih tajam di lintasan Barcelona.
Kisah Lewis Hamilton dan Riccardo Adami di F1 Monako 2025 menambah warna persaingan Formula 1. Jangan lewatkan kabar terbaru, hasil balapan, dan drama di lintasan hanya di SPORTRIK. Dukung Hamilton menuju kemenangan berikutnya!