Eks Bos Red Bull Ungkap Momen Epik Max Verstappen vs. Lewis Hamilton

© XPBimages

© XPBimages

Max Verstappen merayakan balapan ke-200 bersama Red Bull Racing di Grand Prix Hungaria 2025. Mantan direktur olahraga Red Bull, Jonathan Wheatley, yang kini menjabat sebagai kepala tim Stake F1, berbagi kenangan tentang momen-momen epik Verstappen, termasuk persaingannya dengan Lewis Hamilton. Artikel ini mengulas wawasan Wheatley tentang perjalanan Verstappen dan rivalitas legendarisnya dengan Hamilton. Bagikan pendapat Anda di kolom komentar di bawah!


Verstappen, yang bergabung dengan Red Bull sejak Grand Prix Spanyol 2016, telah mencatat 117 podium dari 200 balapan, termasuk 61 kemenangan. Wheatley, yang bekerja dengan ayah Max, Jos Verstappen, di Benetton pada 1994, mengenang debut gemilang Max di Barcelona 2016. “Max langsung menang di debutnya bersama Red Bull. Itu seperti lingkaran penuh,” kata Wheatley kepada De Telegraaf. “Saat yang sama, itu awal dari dongeng.”


Wheatley memuji kemampuan Verstappen menyerap saran. “Apa pun yang kamu katakan, Max mendengarkan dan mengingatnya. Mengemudi seolah bukan beban baginya,” ujarnya. Momen spesial termasuk kemenangan Spanyol 2016, balapan dramatis di Brasil 2016, dan strategi pit stop ganda di Austria 2018, di mana Verstappen menang dan Wheatley naik podium mengenakan lederhosen di depan ribuan penggemar Belanda.


Grand Prix Hungaria 2025 menjadi sorotan karena insiden kontroversial antara Verstappen dan Hamilton. Verstappen, start dari P8, melakukan manuver agresif di Tikungan 4 pada lap 29, memaksa Hamilton, yang start dari P12, keluar lintasan untuk menghindari tabrakan. Red Bull memposting di media sosial, “Max menakuti Lewis keluar lintasan di Tikungan 4!” meski tanpa kontak fisik. Insiden ini diselidiki steward, tetapi Verstappen lolos dari penalti karena Hamilton memilih keluar lintasan, menurut dokumen resmi FIA.


Verstappen finis P9, sementara Hamilton P12, menandai akhir pekan buruk bagi keduanya. Verstappen mengkritik penyelidikan FIA, menyebutnya “sulit dimengerti” karena tidak ada kontak. Hamilton, yang menyebut dirinya “tidak berguna” usai kualifikasi, memilih tidak menghadiri sidang steward, menunjukkan ia tidak terlalu mempermasalahkan insiden tersebut.


Wheatley menyoroti puncak rivalitas Verstappen-Hamilton di Abu Dhabi 2021, ketika Verstappen merebut gelar dunia pertamanya di lap terakhir, mengalahkan Hamilton dalam kontroversi besar. “Saat Max melintasi garis finis, emosi yang kurasakan tak bisa dijelaskan. Itu masih membuatku merinding,” kenang Wheatley. Mercedes mengajukan dua protes, tetapi Wheatley berhasil membela Red Bull di sidang steward. “Mereka bahkan membawa pengacara, tapi kami dibenarkan, dan tim bisa merayakan lagi,” tambahnya.


Wheatley, yang bergabung dengan Red Bull pada 2006, berperan dalam enam gelar konstruktor dan rekor pit stop tercepat (1,82 detik di Brasil 2019). Ia meninggalkan Red Bull pada 2024 untuk menjadi kepala tim Sauber, yang akan bertransformasi menjadi Audi F1 pada 2026. Di Sauber, ia membawa Nico Hulkenberg meraih podium pertama di Silverstone 2025. Wheatley menyebut proyek Audi sebagai “perjalanan baru yang mendebarkan.”


Rivalitas Verstappen-Hamilton terus memikat penggemar, meski keduanya kesulitan di 2025. Dengan McLaren mendominasi dan Oscar Piastri memimpin klasemen, Red Bull dan Ferrari harus memperbaiki performa. Verstappen optimis untuk Zandvoort, lintasan yang cocok untuk Red Bull. Bagaimana pendapat Anda tentang rivalitas ini dan masa depan Verstappen serta Hamilton? Tulis di kolom komentar!

Untuk pembaruan Formula 1 lainnya, kunjungi SPORTRIK.

Klasemen Pembalap F1

PosisiPembalapTimPoin
1 Oscar Piastri McLaren 284
2 Lando Norris McLaren 275
3 Max Verstappen Red Bull Racing Honda RBPT 187
4 George Russell Mercedes-Benz 172
5 Charles Leclerc Ferrari 151

Komentar

Komentar Terbaru

Belum ada komentar.