MotoGP, Sportrik Media - Marc Marquez telah mengukir namanya sebagai salah satu pembalap terhebat dalam sejarah MotoGP. Dengan delapan gelar juara dunia dan kebangkitan spektakuler di musim 2025 bersama Ducati Lenovo, perjalanan kariernya penuh dengan kejayaan, tantangan, dan ketangguhan. Edisi khusus ini mengulas perjalanan karier Marquez, dari awal yang gemilang hingga dominasi terbarunya, dengan fokus pada keberhasilannya dan tantangan di Sirkuit Mandalika.
Langkah Awal Menuju Kejayaan
Perjalanan Marc Marquez dimulai di Cervera, Spanyol, pada 17 Februari 1993. Bakatnya terlihat sejak dini ketika ia memulai karier Grand Prix di kelas 125cc pada 2008. Dengan nomor balap ikonik 93, ia meraih gelar juara dunia 125cc pada 2010 di usia 17 tahun. Kesuksesan ini menjadi batu loncatan ke kelas Moto2, di mana ia kembali menjuarai kejuaraan dunia pada 2012 bersama timnya.
Transisi ke kelas utama MotoGP pada 2013 bersama Repsol Honda menandai era baru. Di musim debutnya, Marquez mencatatkan sejarah sebagai juara dunia MotoGP termuda pada usia 20 tahun. Kemenangan ini bukan sekadar keberuntungan, melainkan bukti gaya balap agresif dan kemampuan luar biasa dalam mengendalikan motor Honda.
Era Dominasi yang Tak Tertandingi
Periode 2013–2019 menjadi puncak kejayaan Marquez. Selama tujuh musim, ia memenangkan enam gelar juara dunia MotoGP (2013, 2014, 2016, 2017, 2018, 2019). Musim 2019 menjadi sorotan khusus, di mana ia mengumpulkan 420 poin dengan 12 kemenangan dan 18 podium dari 19 balapan. Dominasinya di Sachsenring, dengan 12 kemenangan termasuk 11 kemenangan beruntun di kelas utama, menegaskan statusnya sebagai pembalap tak terkalahkan.
Keberhasilannya tak lepas dari kerja sama dengan tim Repsol Honda dan dukungan sponsor seperti Red Bull. Namun, di balik kesuksesan tersebut, tantangan besar menanti yang akan menguji ketangguhannya.
Cobaan Cedera yang Mengguncang
Pada 2020, karier Marquez dihadapkan pada ujian berat. Kecelakaan serius di Grand Prix Jerez menyebabkan patah tulang lengan kanan, memaksanya menjalani beberapa operasi dan absen hampir sepanjang musim. Cedera ini bukan hanya mengganggu fisiknya, tetapi juga mentalnya. Pada 2021, masalah penglihatan ganda (diplopia) kambuh, menghambat performanya. Ketidakmampuan motor Honda bersaing di papan atas semakin memperumit situasi.
Pada 2023, kecelakaan di Grand Prix Portugal menyebabkan patah tulang ibu jari tangan kanan, menambah daftar cederanya. Meski demikian, Marquez menunjukkan ketangguhan luar biasa. Ia terus berlatih dan menjalani pemulihan intensif, bertekad kembali ke puncak performa.
Kebangkitan dengan Gresini Ducati
Keputusan Marquez untuk bergabung dengan tim satelit Gresini Ducati pada 2024 menjadi titik balik. Mengendarai Ducati Desmosedici GP23, ia kembali menemukan ritme balapnya. Kemenangan di Grand Prix Aragon mengakhiri paceklik kemenangan selama 1043 hari, menandakan kembalinya sang legenda. Musim itu ditutup dengan posisi ketiga di klasemen, membuktikan bahwa ia masih menjadi ancaman serius di lintasan.
Performa gemilang ini membuat Ducati mempromosikannya ke tim pabrikan Ducati Lenovo untuk musim 2025. Langkah ini menjadi fondasi bagi dominasi terbarunya.
Dominasi Musim 2025
Musim 2025 menjadi panggung kebangkitan sejati Marquez. Bersama tim pabrikan Ducati Lenovo, ia tampil nyaris tak terhentikan, memenangkan 11 balapan utama dan 14 sprint race hingga September 2025. Keunggulan poinnya atas adiknya, Alex Marquez, menempatkannya di posisi terdepan untuk merebut gelar juara dunia kesembilan. Grand Prix Jepang pada 28 September di Sirkuit Motegi berpeluang menjadi momen penobatan, dengan Sirkuit Mandalika sebagai alternatif jika gelar belum terkunci.
Namun, Sirkuit Mandalika tetap menjadi tantangan besar. Marquez memiliki rekor buruk di lintasan ini, dengan kecelakaan parah pada 2022 dan 2023, serta kegagalan finis di balapan utama 2024 akibat masalah teknis. Meski begitu, performa luar biasanya di musim 2025 memberikan harapan bahwa ia bisa menaklukkan lintasan ini.
Dukungan Finansial dan Masa Depan
Kesuksesan Marquez di lintasan juga didukung oleh pendapatan besar. Di tim pabrikan Ducati, gajinya diperkirakan mencapai Rp130-160 miliar per tahun, dengan bonus kemenangan Rp2,8 miliar per balapan utama dan Rp760 juta per sprint race. Jika berhasil menjadi juara dunia, bonus tambahan hingga Rp52 miliar menantinya. Sponsor seperti Red Bull, Estrella Galicia, dan Tissot turut meningkatkan kekayaan bersihnya, yang diperkirakan mencapai Rp1,42 triliun.
Perjalanan karier Marc Marquez adalah kisah tentang bakat luar biasa, ketangguhan menghadapi cedera, dan kebangkitan yang menginspirasi. Dari debut gemilang di kelas 125cc hingga dominasi di MotoGP 2025, ia terus membuktikan diri sebagai legenda sejati. Dengan peluang meraih gelar kesembilan di Jepang atau Mandalika, Marquez siap menorehkan sejarah baru. Akankah ia menaklukkan Sirkuit Mandalika, atau lintasan ini tetap menjadi misteri? Penggemar MotoGP menantikan babak berikutnya dari legenda ini.
Klasemen MotoGP
Posisi | Pembalap | Tim | Poin |
---|---|---|---|
1 | Marc Marquez | Ducati Lenovo Team | 512 |
2 | Alex Marquez | BK8 Gresini Racing MotoGP | 330 |
3 | Francesco Bagnaia | Ducati Lenovo Team | 237 |
4 | Marco Bezzecchi | Aprilia Racing | 229 |
5 | Pedro Acosta | Red Bull KTM Factory Racing | 188 |
Komentar
Silakan login atau daftar untuk menambahkan atau menyukai komentar.
Komentar Terbaru
Belum ada komentar.